Saat Tubuh Demam, Kapan Minum Obat? Ini Trik Dari Dokter

Demam merupakan kunci utama tubuh melawan infeksi terhadap virus. Namun kesalahan kerap terjadi dalam mengatasinya. Terlebih, obat penurun demam juga dijual bebas serta akurasi termometer yang kurang terjamin.

Berikut ulasan pakar kesehatan sekaligus dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi onkologi (kanker) Prof Zubairi Djoerban seputar demam. Kalau demamnya baru saja muncul, boleh saja tidak minum obat. Namun kalau sudah berapa jam masih panas atau panasnya langsung tinggi 39 atau 40 derajat perlu minum obat.

Ia memaparkan, sejauh ini ada dua obat yang efektif untuk demam yakni aspirin dan cetaminophen atau paracetamol. "Keduanya ini aman dan efektif," kata dia dikutip dari cuitan di twitternya, Senin (8/8/2022). Namun, obat Aspirin hanya dianjurkan bagi pasien dewasa tidak untuk anak, mengapa?

Ini karena ada kemungkinan pemberian aspirin kepada anak bisa menyebabkan kondisi fatal, seperti Sindrom Reye. Jadi konsultasikan dulu ke spesialis anak. Tak bisa dipungkiri, banyak obat demam yang dijual bebas di pasaran. Dokter Zubairi mengatakan, hal itu sah sah saja jika diminum oleh pasien.

"Ikuti saja di petunjuknya. Misal 2×1 atau 4×1 ya diminum sesuai aturan itu. Kalau sudah tidak panas, ya hentikan. Jangan sampai overdosis," kata dokter yang berpratek di RS Kramat 128 Jakarta ini. Saat demam dimana sistem kekebalan habis karena melawan infeksi, istirahat sangat diperlukan untuk tubuh memulihkan energinya. Durasinya untuk usia muda dan dewasa 8 jam sehari tambah sedikit. Kalau lanjut usia, 6 jam ditambah sedikit.

Ia pun menyinggung soal kebiasaan mandi sebagian orang saat demam yang sering beralih ke air hangat. Menurutnya, tidak perlu mengubah kebiasaan jika sehari hari terbiasa mandi air dingin. "Tergantung nyamannya pasien dan kebiasaannya saja. Kalau biasa mandi air hangat, ya tetap saja air hangat. Enggak usah diubah jadi air dingin supaya panasnya turun. Perubahan itu malah bisa menyebabkan otot otot menggigil dan kram," tuturnya.

Sebaiknya saat demam, minum bersoda, kopi, maupun alkohol dihindari. Soda, kopi, dan alkohol itu bisa sebabkan dehidrasi. Sementara saat demam tubuh membutuhkan cairan banyak. Lebih lanjut, ada beberapa obat yang menyebabkan pipis menjadi banyak. Misalnya Furocemide atau Lasix, Spironolactone atau Aldactone.

Obat obat ini memang akan lebih banyak minumnya. "Dalam hal ini harus minta nasihat dokter untuk menghitung prinsip balance cairan dan elektrolit yang benar. Harus ingat, minum banyak itu bagus, tapi kalau ginjalnya sehat. Kalau enggak sehat, apakah bagus minum banyak? Sebaiknya dikonsultasikan," paparnya. Berbagai jenis termometer dapat menunjukkan hasil berbeda. Ada termometer digital dan ada manual.

Kalau manual ya harus lebih dari lima menit. Kalau digital ya diulang. Kalau mau lebih yakin lagi ya diukur termometer air raksa, kemudian bandingkan.

Prinsipnya asal pasien nyaman. Kalau nyamannya pakai baju hangat, ya boleh saja. Tergantung suhu ruangan juga. Kalau ruangan tanpa AC kan tidak harus pakai baju hangat. "Jika dibarengi pegel linu, batuk bersin, suara serak, maka pada saat ini, salah satu kemungkinannya adalah Covid 19.

Prinsipnya kalau demam lebih sehari apalagi tiga hari, pergi ke dokter untuk pastikan penyebab demamnya apa," imbuh Prof Zubairi. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *