Rusia Dituding Curi 400 Ribu Ton Gandum Ukraina

Pemerintah Ukraina menyebut 'penjarahan' merupakan bagian dari kebijakan negara Rusia, karena diduga telah mencuri sekitar 400.000 ton gandum di wilayah Ukraina yang diduduki sementara. Bahkan tentara Rusia diklaim membawa barang barang dari rumah rumah pribadi warga Ukraina. "Rusia telah mencuri sekitar 400 ribu ton gandum dari wilayah pendudukan, terutama dari wilayah Kherson. Jadi, haruskah saat ini kita terkejut mengetahui tentang tentara Rusia yang menjarah rumah rumah Ukraina dan bahkan mencuri mangkuk toilet? Jelas, penjarahan dan penghancuran adalah bagian dari kebijakan negara Rusia," kata Duta Besar Yevhenii Tsymbaliuk, Perwakilan Tetap Ukraina untuk Organisasi Internasional di Wina, Austria.

Pernyataan ini ia sampaikan dalam pertemuan Dewan Permanen OSCE. Dikutip dari laman Ukrinform, Jumat (6/5/2022), sebelumnya secara paralel, Rusia memberlakukan blokade pengiriman dari pelabuhan Ukraina, rute pengiriman tambang, serta secara metodis menghancurkan atau mencuri peralatan pertanian. Di Rubizhne, wilayah Lugansk, Rusia diklaim menghancurkan sepenuhnya kompleks elevator modern yang dibangun pada 2020, yang dapat menyimpan 30.000 ton biji bijian.

Tsymbaliuk menambahkan bahwa pengambilalihan tanaman dari petani adalah 'kenang kenangan' yamg ditinggalkan kebijakan kriminal pemerintah Soviet yang bertanggung jawab atas kelaparan buatan massal di Ukraina pada 1921 hingga 1923, Holodomor pada 1932 hingga 1933, dan kelaparan buatan massal pada 1946 hingga 1947. "Rusia mengikuti jejak kaum Stalinis dengan mencuri gandum. Tentu saja, banyak orang akan menganggap terulangnya kelaparan sebagai sesuatu yang sulit dipercaya di Eropa modern. Namun, Rusia saat ini tidak hanya mengikuti tradisi terburuk Stalinis," tegas Tsymbaliuk. Ia kembali menegaskan, Rusia telah terjebak dalam omong kosong yang bertujuan untuk membenarkan agresi barbarnya terhadap Ukraina.

"Dengan serangan anti Semitnya baru baru ini, Menteri (Luar Negeri Rusia) Sergei Lavrov tidak hanya mempertanyakan keberadaan Ukraina, namun juga Holocaust. Lavrov sengaja menghina ingatan jutaan orang Yahudi yang tewas di tangan Nazi selama Perang Dunia II," papar Tsymbaliuk. Perlu diketahui, sejak 24 Februari lalu, Rusia meluncurkan invasi skala penuhnya ke Ukraina. Militer Rusia pun sejak saat itu telah melepaskan teror massal di wilayah yang diduduki sementara, menjarah dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalan yang mereka lewati.

Bahkan ada laporan bahwa mereka melakukan pencurian toilet dari rumah warga Ukraina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *