Ganjar Pranowo menegaskan dirinya adalah kader PDIP. Karena itu meski ada partai lain yang mengusulkannya menjadi calon presiden, Gubernur Jawa Tengah itu hanya bisa mengucapkan terima kasih. ”Saya terima kasih mendapat kehormatan itu, tapi saya PDI Perjuangan,” kata Ganjar di Sekolah PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (16/6).
Pernyataan Ganjar itu ia sampaikan menanggapi soal namanya yang diajukan oleh beberapa Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem dalam rakernas di Jakarta Convention Center. Ganjar menempati peringkat kedua paling banyak diusulkan setelah Anies Baswedan. Ganjar menilai hal itu sebagai sebuah kehormatan. Namun, ia menegaskan akan tetap di PDIP.
Ganjar juga enggan memberikan pendapatnya secara detail apabila ada partai yang mengusung dirinya sebagai calon presiden 2024. Ia malah melontarkan guyonan saat ditanya kemungkinan dirinya dipinang partai lain di Pilpres 2024. "Apa lamaran lamaran? Memangnya mau nikah. Partainya PDIP. Ini aja di markasnya PDIP kok,” katanya
Partai NasDem menggelar rakernas sejak Rabu (14/6) hingga Jumat (17/6) di Jakarta Convention Center. Hasil rakernas itu akan mengeluarkan rekomendasi capres yang akan diusung NasDem di Pilpres 2024. Nama nama populer hingga kader organik NasDem bermunculan dari usulan DPW.
Mulai dari Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Andika Perkasa, Dudung Abdurrachman, Syahrul Yasin Limpo, Rachmat Gobel hingga Prananda Surya Paloh. Dari nama nama yang diajukan DPW NasDem di 34 provinsi, nama Anies berada di peringkat terbanyak yang diusulkan. Ada 32 DPW NasDem yang mengusulkan Gubernur DKI Jakarta itu. Sementara Ganjar di peringkat kedua. Namanya diusulkan 29 DPW NasDem.
Nama lain yang menonjol adalah Menteri BUMN Erick Thohir. Dia diusulkan 16 DPW. Kemudian Panglima TNI Andika Perkasa dan Rachmat Gobel diusulkan oleh masing masing 13 DPW. Dari elemen militer, selain nama Andika juga muncul nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman.
DPW NasDem yang mengusulkan adalah Nusa Tenggara Timur dan DPW Bali. Menariknya, dari sederet tokoh yang direkomendasikan, tak ada nama Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Padahal Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra dan Ketum Partai Demokrat itu sempat menjalani pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower pada awal Juni lalu.
Sekretaris Rakernas Partai NasDem Willy Aditya mengatakan nama Prabowo dan AHY tak masuk usulan karena DPW NasDem tidak menginginkan adanya sosok berpengaruh dari partai lain untuk diusulkan sebagai Capres. "Iya tentu proses rekomendasi ini kita dengar langsung tadi mungkin teman teman di DPW memiliki catatan yang tidak menginginkannya asosiasi figur yang terlalu dominan ke partai politik tertentu," kata Willy saat jumpa pers di agenda Rakernas Nasdem, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6). Hal itu juga kata Willy merupakan kondisi yang wajar, karena mengingat tidak ada ketua umum partai lainnya lagi yang diusulkan oleh DPW NasDem menjadi capres.
Adapun terkait siapa sosok yang akan diusung nantinya oleh Partai NasDem, Willy mengatakan hal itu merupakan wewenang dari Surya Paloh selaku Ketua Umum. Tokoh terpilih bakal disampaikan ke publik di hari terakhir Rakernas, yakni Jumat 17 Juni. "Pertimbangannya jauh lebih kepada asosiasi yang sangat kental dengan partai tertentu sehingga itu menjadi preferensi bagi teman teman di wilayah untuk tidak menyebut nama itu tadi," beber dia.
Willy juga memastikan silaturahmi antar partai politik akan tetap terjalin meski ada beberapa elite partai yang tidak masuk dalam rekomendasi capres. Sebab kata dia, Partai NasDem tidak akan bisa maju mengusung capres sendiri tanpa menjalin koalisi dengan partai lain. Ia mengatakan Partai NasDem tidak dapat memaksakan siapa yang akan diusung menjadi capres termasuk jika sudah menjalin koalisi.
"Mungkin ya kalau belum jodoh kan nggak mungkin kita kawin paksa akan jadi, nanti kita lihat siapa lah dari nama nama yang muncul itu yang ada partai partai yang tertarik lalu kemudian kita membangun koalisi bersama sama," tukas Willy. Surya Paloh sendiri sebelumnya juga sudah bicara ihwal capres yang akan didukung NasDem. Dia mengatakan partainya tidak berpaku pada hasil survei elektabilitas. Selain itu, dia pun tidak mau ada dikotomi pribumi nonpribumi.